Minggu, 07 Agustus 2016

Problematika Kehidupan Wanita yang Tertuang dalam Roman "Gadis Pantai"


Gadis Pantai merupakan roman karya Alm. Pramoedya Ananta Toer yang tergolong trilogi dan tak terselesaikan. Disebabkan oleh vandalisme Angkatan Darat, dua buku lanjutan Gadis Pantai terpaksa raib ditelan keganasan kuasa, kepicikan pikir dan kekerdilan tradisi aksara. Cerita yang dibawakan dalam roman ini merupakan gambaran dari sebuah kehidupan yang terjadi secara nyata di dalam kehidupan keluarga almarhum sendiri. Gadis pantai yang digambarkan oleh almarhum disini tidak lain adalah neneknya sendiri. Ibu dari Ibunya sendiri yang melahirkannya. Roman ini menggambarkan kehidupan nenek almarhum yang pernah dijadikan sebagai istri percobaan oleh seorang kaya pada masanya.
Roman ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis belia nan elok berasal dari kampung nelayan di Jawa Tengah, kabupaten Rembang, dan diambil menjadi istri pembesar Jawa yang bekerja pada Belanda. Saat usianya menginjak empat belas tahun ia hendak dibawa ke kota oleh bapak dan ibunya serta kepala kampung untuk menghadap seorang priyayi yang disebut Bendoro. Konflik berawal dari malam sebelum mereka hendak ke kota, gadis pantai dinikahkan dengan sebilah keris, dimana benda tersebut merupakan wakil dari Bendoro dan secara otomatis ia menjadi seorang istri pembesar. Sesungguhnya dirinya bukan lah istri seutuh bendoro melainkan hanya sebagai Mas Nganten atau pelayan kebutuhan seks pembesar sampai pembesar menikahi perempuan yang sederajat dengannya.
Kehidupan Gadis Pantai berubah total, seperti ungkapan Jawa, “Kere munggah Bale”. Segala keperluan sudah ada, tinggal menjentikkan jari saja, asalkan ia patuh terhadap perintah Bendoro. Pertama-tama, Gadis Pantai menikmati hal itu, namun lama kelamaan rasa rindu orang rumah- Mak, Bapak- sungguh menggelora. Di rumah gedongan miliki Bendoro penuh kehati-hatian, salah sedikit saja kena hukuman. Seperti ungkapan Gadis pantai pada Bapaknya,” Mengerikan bapak, mengerikan kehidupan priyayi ini… Ah tidak, aku tak suka pada priyayi. Gedung-gedungnya yang berdinding batu itu neraka. Neraka. Neraka tanpa perasaan. 
Di awal pernikahan itu memberi suatu kehormatan baginya dan Mak-Bapaknya karena dipandang sebagai keluarga yang memiliki derajat di kampung halamannya. Namun, gadis pantai bersama Bendoro kurang mendapat perhatian dan kasih sayang sesungguhnya. Bendoro sering pergi jauh dan tidak pulang karena urusan pekerjaannya. Beragam pikiran negatif tentang suaminya namun apa daya gadis pantai tidak boleh berharap apa-apa. Di usia 16 tahun ia mengandung dan melahirkan seorang anak perempuan. Saat bayinya berusia tiga bulan, nasib malang menimpanya. Ia diceraikan oleh Bendoro dan diusir dari rumah besar dengan kejam. Tak hanya itu, Bendoro juga memisahkannya dengan sang bayi yang akan diasuh oleh para bujang di rumah pembesar. Dalam perjalanan pulang ke kampung bersama bapaknya, gadis pantai memutuskan untuk tidak pulang dan berbelok ke Blora.
Dalam karya Pram ini memperlihatkan praktek feodalisme Jawa yang tidak memiliki adab dan jiwa kemanusiaan dimana status sosial menjadi perbedaan yang amat mencolok. Budaya patriarki atau kekuasaan juga terlihat dalam novel ini dengan adanya penindasan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Karakter tokoh dan latar waktu maupun tempat pada roman Gadis Pantai digambarkan dengan baik oleh Pram sehingga membuat pembaca terbawa suasana saat itu. Pram memilih bahasa, kosakata yang jernih (clarity) dan bersih (clear) membuat pembacanya dimudahkan dalam mencerna kalimat-kalimatnya, meskipun masih konvensional.
Kritik terhadap kaum Feodalistik dan kaum Patriarki digambarkan secara gamblang, tanpa tedeng aling-aling, di situ dijelaskan bahwa kaum priyayi yang memiliki keimanan atas nama agama masih terbungkus dalam kemunafikannya sendiri. Ironisnya kaum yang mengerti apa itu keimanan, apa itu agama, malah menyebarkan bau kebencian di antara orang-orang hanya karena mereka tak sederajat.Sebaliknya rakyat yang sehari-hari hanya bergelut dengan amisnya ikan di laut, kurang mengenal apa itu agama, namun mereka berpikir, bertindak menggunakan hati nurani dalam menghadapi kehidupan di tengah penjajahan Belanda yang sadis dan penjajahan kaun Feodal yang sinis.
Di sini membuktikan bahwa sekuat atau sekuasa apapun penguasa, tak bisa menghalangi proses kreatif atau kesenimanan seseorang, karena ide tak bisa dibajak, apalagi dibunuh. Ide akan selalu tetap hidup, selama akal ini masih ada. Meskipun roman ini unfinished, namun bukan berarti roman ini “miskin” esensi dan sastranya. Melainkan dari awal cerita, Pram sudah mulai memasukkan unsur sastrawinya tak juga ketinggalan esensinya, bahwa Pram ingin menunjukkan “dosa besar” kaum feodalistik ini yang tidak hanya membiarkan “penjajahan” dari pihak asing saja, namun juga turut serta mengecap bagaimana memiliki kekuasaan untuk menguasai sesama pribuminya sendiri dan menyengsarakannya.Sungguh mengerikan di balik ekslusifitas kehidupan, kehidupan glamor, hedonis kaum feodal sama artinya “memakan bangkai saudaranya sendiri”. Rasa menjijikkan itu digambarkan Pramoedya Ananta Toer dengan sempurna untuk membela bau harum bunga-bunga pribumi ini.

Minggu, 03 Januari 2016

Bebas Merokok di Lingkungan Kampus yang Harus Dilembagakan


Bebas Merokok di Lingkungan Kampus yang Harus Dilembagakan


Universitas merupakan sarana pendidikan yang didalamnya terdiri dari berbagai elemen dan  dapat dikatakan sebagai sarana umum yang semua orang dapat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas pendidikan dengan berbagai syarat tertentu. Untuk mencapai  pembelajaran yang maksimal, maka harus didukung sarana dan prasarana yang baik dan lingkungan yang kondusif. Di dalam Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (UPDM(B)) sudah terdapat cukup fasilitas dan prasana untuk menunjang pendidikan, seperti perpustakan dan tempat belajar. Namun belum memiliki lingkungan yang kondusif, karena masih banyak ditemukan civitas akademika UPDM(B) yang masih merokok di dalam lingkungan kampus. Hal itu dapat menimbulkan lingkungan yang tidak baik untuk menunjang pembelajaran yang maksimal. Karena banyak mahasiswa yang tidak merokok terganggu dengan aktifitas warga kampus lainya yang merokok.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomer 19 tahun 2003 tentang pengamanan merokok, dijelaskan bahwa bahayanya kandungan rokok yang dapat mengancam kesehatan manusia. Perokok pasif lebih besar resikonya daripada perokok pasif. Secara tidak sadar para perokok tersebut menciptakan penyakit kepada orang disekitarnya. Universitas yang seharusnya untuk mencari pengetahuan, akan menjadi sarang penyakit jika masalah kebiasaan merokok tersebut tidak segera di selesaikan.

Merokok juga dianggap sebagai lambang atau simbol kejantanan bagi berbagai orang. Persepsi gak  gaul kalau tanpa rokok masih mendokterinisasi sebagian besar kaum remaja yang pada akhirnya menjadi kebiasaan karena ketagihan. Di dalam rokok terdapat Nikotin yang merupakan  zat atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica danspesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Untuk mencapai high class university, UPDM(B) harus sadar tentang permaslahan tersebut. Kampus dengan bebas asap rokok menjadi salah satu kriteria untuk mencapai tersebut. Sadar akan kesehatan manusia dan bahaya merokok dalam lingkungan kampus harus segera dilembagakan, karena kampus merupakan tempat orang menempuh pendidikan pemuda yang merupakan tulang punggung bangsaIndonesia. Jika lingkungan kampus tidak kondusif, maka akan menghasilkan output yang tidak maksimal. Maka dari itu sudah seharusnya semua civitas akamdemika UPDM(B) sadar akan bahaya merokok dan mau menjaga lingkungan kondusif.

Dampak  Merokok Bagi Mahasiswaa.
1. Mengganggu Konsentrasi Belajar
2. Menurukan Performa Tubuh
3. Mengurangi Uang Saku

Dampak merokok bagi pegawai atau dosen
1. Mengurangi produktifitas
2. Pelayanan yang menurun

Berikut beberapa unsur-unsur yang berwenang dalam permasalahan ini, antara lain :

a. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kelompok orang yang secara aktif terlibat dalam merumuskan doktrin dan program lembaga,  mengarahkan aktifitas-aktifitas lembaga serta menetapkan dan  membina hubungan-hubungan dengan lingkungannya. Yang dimaksud bagian dari kepemimpinan disini adalah para pegawai atau staf administratif kampus Moestopo yang memiliki kewenangan untuk membuat, menetapkan, dan menjalakan peraturan tersebut.

b. Doktrin
Merupakan nilai-nilai, tujuan-tujuan, atau metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial, yang menggambarkan citra dan harapan-harapan yang dituju. Doktrin mungkin bisa berwujud sebagai ‘missi dan visi’ organisasi atau lembaga. Dalam inovasi ini kami mendoktrin nilai-nilai tentang sadar akan bahaya merokok dapat merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkunga. Dengan inovasi sehat bebas rokok dari UPDM(B) untuk Indonesia. Kampus sebagai tempat kaum intelektual diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu seluruh pihak civitas akademika UPDM(B) sadar bahwa mereka adalah panutan bagi masyarakat luar.

c. Program
Progam adalah aktifitas-aktifitas pelaksanaan dari fungsi yang diemban, atau yang merupakan output dari lembaga tersebut. Progam tersebuat meliputi kebijakan, penerapan kebijakan, sosialisai akan kebijakan dan bahaya merokok, seminar tentang bahaya merokok dan ruangan khusus merokok.

d. Sumber daya
Sumber daya merupakan input berupa sdm, dana, sarana fisik dan teknologi yang dibutuhkan oleh lembaga dalam menjalankan aktifitasnya. Input dari inovasi ini adalah para simpatisan gerakan anti merokok dari seluruh civitas akademika UPDM(B) yaitu dosen, staf, dan mahasiswa yang dapat duduk bersama untuk merumuskan progam tersebut.

e. Struktur Intern
Struktur organisasi/lembaga berupa wewenang formal dan informal, pembagian kerja, saluran komunikasi dan proses-proses yang dibuat baru atau disusun kembali dari lembaga tersebut dapat berfungsi dan terpelihara keberlangsungannya. Strutur dari program inovasi ini adalah Rektor UPDM(B) sebagai penanggung jawab, yang kemudian didelegasikan kepada panitia TIM dari inovasi progam tersebut. TIM tersebut berasal dari dosen, staff, organisasi-organisasi intern kampus dan simpatisan mahasiswa yang peduli terhadap kesehatan lingkungan kampus tanpa rokok. Sedangkan untuk kontrolingnya diserahkan kepada dekan masing-masing fakultas, karena sasaran ini bukan hanya kelompok mahasiswa saja, tetapi dosen dan para staf kampus.

Inovasi atau gagasan perlu diimplementasikan secara nyata dan secara umum sebuah nilai-nilai baru akan sulit diterima oleh masyarakat sehingga memerlukan sebuah strategi bagi suatu inovasi atau perubahan yang hendak ditanamkan ke masyarakat, sosial marketing bisa menjadi cara untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah lama terdapat di masyarakat. Belajar dari kesuksesan beberapa pihak swasta dalam memasarkan produk mereka melalui mekanisme sosial marketing. Berdasarkan beberapa kisah sukses dari swasta tersebut maka sektor publik pun tidak haram untuk mengadopsi cara-cara yang dilakukan pihak swasta tersebut untuk masuk ke ranah publik yang kesannya jauh lebih formalitas. Cara pemasaran program tersebut sama dengan cara pihak swasta memasarkan produknya. Diperlukan pola komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat agar social marketing bisa berjalan dengan baik. Selama ini social marketing tidak selalu mulus atau berhasil dalam fungsinya mengubah perilaku atau kebiasaan individu. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan serta tidak mantapnya penguasaan lapangan serta pengelolaan isu menjadi kendala yang berarti selama proses sosial marketing.


Inovasi yang kami akan jalankan juga menggunakan prinsip-prinsip yang pada lazimnya dipakai dalam sosial marketing seperti analisis SWOT, memilih kelompok sosial yang perilakunya hendak diubah, menetapkan perubahan yang diharapkan, mengidentifikasi hambatan dan manfaat dalam mengubah perilaku,  menerapkan strategi sosial marketing, dan terakhir mengevaluasi berjalannya program secara berkala karena seperti yang telah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah hidup di masyarakat selama bertahun-tahun tentu bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena itu perlu melakukan evaluasi secara terus menerus untuk memastikan bahwa sosial marketing berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan menggunakan teknik sosial marketing di atas, kami memiliki inovasi untuk merubah perilaku perokok kampus agar sadar tentang bahaya merokok. Sasaran kami adalah seluruh warga kampus yang meliputi dosen, staf atau karyawan, petugas, dan khususnya mahasiswa yang  aktif merokok. Dengan seluruh peran dan dukukungan dari stackholder UPDM(B), diharapkan dapat menyukseskan inovasi hidup sehat bebas rokok dari UPDM(B) untuk Indonesia.

Input dari inovasi ini adalah para pembuat regulasi resmi atau lembaga yang mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dilingkungan kampus sebagai input dari sumber daya manusia. Dana sebagai faktor penunjang dapat berasal dari sponsor dan intitusi UPDM(B). Sedangkan untuk prosenya adalah rancangan peraturan dan rancangan kerja yang dikaitkan dengan sumber daya manusia dan dana. Sehingga akan menghasilkan output sebuah kebijakan atau peraturan dan progam kerja dari inovasi tersebut. Dengan adanya regulasi yang bersifat memaksa, maka diharapkan dapat mengurngai penggunaan rokok dikalangan kampus dan pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran akan bahaya merokok. Sehingga akan tercipta lingkungan UPDM(B) yang sehat tanpa merokok serta dapat memaksimalkan belajar mengajar dan menjadi contoh bagi seluruh masyarkat Indonesia.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Harga Terjangkau dan Model Oke Tidak Mengalahkan Smartfren dengan Produk Asing di Pasaran

Memasuki era globalisasi kini kita sangat memerlukan apa yang disebut dengan informasi, tetapi untuk memerlukan informasi tersebut kita pun pasti harus menggunakan berbagai cara untuk memprolehnya, baik dengan membaca buku, koran, hingga mengaksesnya melalui gadget yang kita miliki. Tak terlepas dengan apa yang disebut dengan gadget salah satunya ialah smartphone yang kini banyak di gandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari harganya yang terjangkau hingga yang fantastis kini banyak menghiasi dunia globalisasi.

Smartfren merupakan salahsatu brand smartphone yang kini banyak di minati oleh konsumen. Telah banyak varian smartphone yang telah dikeluarkan oleh brand ini dengan berbagai macam kecanggihan yang dihasilkan, salahsatu tipenya adalah Smartfren Andromax U3 yang tak lama ini dikeluarkan oleh PT Smart Telecom Tbk. 


Telah banyak produk asing lainnya yang mengisi dunia pasar elektronik khususnya smartphone, salahsatunya brand Samsung yang kini banyak di minati oleh masyarakat, berbagai macam tipe yang telah dikeluarkan dari tahun ke tahun. Samsung Galaxy Core merupakan salah satu tipe dari Samsung yang booming saat ini.


Diantara ke dua brand ternama ini, saya akan mengulas mengenai masing-masing produk tersebut. Tentu melalui gadget tak terlepas dengan salahsatu fungsinya yang telah dikatakan diatas yaitu sebagai salahsatu media memproleh informasi, sehingga dengan kedua brand tersebut tentunya memenuhi fungsi tersebut dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Berikut ulasan masing-masing brand tersebut :


Berdasarkan sistem operasi dari kedua smartphone ini adalah Android tipe 4.1, selain itu keduanya pun dapat digunakan untuk dual sim. Untuk urusan baterai, keduanya sama-sama mempunyai baterai dengan kapasitas 1800 mAH yang menunjang pengguna untuk menggunakannya dalam waktu yang lama. Pada bagian body belakang smartphone terbuat dari plastik glossy dan untuk touchscreennya kedua-duanya responsif dan lancar saat digunakan.

Berdasarkan design kedua brand tersebut, Smartfren Andromax U3 jauh lebih tipis dibandingkan dengan produk Samsung Galaxy Core dengan ketebalan 7.2 mm dan berat sebesar 100 gram sehingga lebih nyaman saat dipegang dan dibawa kemana-mana, jika dibandingkan Samsung Galaxy Core lebih tebal dengan Andromax U3 dengan ketebalannya 9 mm dan berat 124 gram. Layar pada Andromax U3 sangat nyaman digunakan oleh penggunanya karena memiliki bentang layar yang lebih yaitu 4.7 inchi dan pada Galaxy core hanya memiliki besar layar 4.3 inch, dan di layar tersebut pun telah mengusung IPS (In-Plane Switching) yang dipadukan dengan lapisan anti gores OGS (One Glass Solution) LCD, sehingga gambar yang ditampilkan lebih tajam. 

Pada kamera pun Andromax U3 terlihat lebih unggul karena memiliki kekuatan sebesar 8 MP pada kamera utamanya yang mampu memotret gambar dengan resolusi maksimal 3200 x 2400 pixel, sedangkan untuk kamera sekundernya memiliki kekuatan sebesar 2 MP dengan resolusi 1600 x 1200 pixel, dimana kamera tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur salahsatunya LED Flash. Berbeda dengan Andromax U3,di kamera utama Galaxy Core hanya memiliki kekuatan sebesar 5 MP dengan resolusi maksimal 2592 x 1944 pixel, sedangkan di kamera utamanya hanya kualitas VGA, kamera utamanya pun dilengkapi pula fitur yang serupa dengan Andromax U3.



Bagaimana dengan harga ke dua produk tersebut ?

Untuk harga yang dimiliki ke dua brand ini, tentu Smartfren Andromax U3 jauh lebih terjangkau untuk kalangan menengah dan dengan berbagai macam fitur yang dimilikinya, serta tidak kalah canggihnya dengan produk Samsung yang namanya lebih awal melejit. Mungkin bagi Anda pencinta gadget sudah mengetahui untuk memiliki produk Samsung tentunya haruslah membandrol kocek yang lumayan besar. Sehingga dengan harga yang lebih terjangkau tersebut, produk Smartfren salahsatunya Andromax U3 tidak kalah saing dan banyak pula yang meminatinya.


Sekian informasi yang dapat saya share mengenai Smartfren Andromax U3 dan Samsung Galaxy Core dengan masing-masing kelebihan yang dimiliki, tetapi semua tergantung dengan Anda sebagai penggunanya yang mengetahui kebutuhan Anda sendiri sehingga dapat menentukan brand mana yang Anda akan beli dan gunakan.

Selasa, 22 Juli 2014

CreCof ???

Apa Itu CreCof ???


Creative Communication (CreCof) merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang diadakan oleh LPM Media Publica (MediaPublica.co) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Dalam kegiatan ini akan menampilkan banyak komunitas dari berbagai macam aspek yang dikemas dengan gaya anak muda.
Kegiatan ini dibentuk dari kepedulian dan rasa ingin memberi apresiasi kami sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi. Kami ingin menyediakan sebuah ruang apresiasi bagi para komunitas untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada masyarakat sesuai dengan bidang dan fokus komunitas tersebut agar bisa merangsang dan menginspirasi siapapun untuk berbuat hal positif bagi lingkungannya.

Untuk lebih pengen tau lagi kegiatanya apa aja? gimana aja? ada apa aja? kapan? dimana? penasaran? Lets follow twitternya @CreCof ...... salam kiss dari admin :*

Bahaya Black Campaign dalam Pemilihan

black-campaign

Usainya Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014, maka aktivitas dari tim juru kampanye masing-masing kubu yang mencalonkan diri telah bergerak dengan berbagai strategi yang telah dilakukan seperti kampanye terbuka dan silent campaign (kampanye tertutup).
Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa perang antar kubu untuk mendapatkan “kursi” tertinggi pemerintahan telah dimulai baik secara sembunyi maupun terbuka. Salah satu cara tidak sehat yang di tempuh adalah Black Campaign atau biasa yang disebut kampanye hitam.
Black Campaign merupakan suatu cara atau perilaku berkampanye yang dilakukan dengan menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut, hingga menyebarkan isu bohong yang dapat menjatuhkan lawannya. Hal ini tentu memiliki tujuan agar masyarakat memiliki persepsi buruk terhadap kubu lawannya dan menganggap hal tersebut tidak etis dalam kebijakan publik.
Jangan heran, bentuk isu kampanye hitam pernah terlontarkan ke Jokowi yang merupakan Gubernur Ibukota DKI Jakarta yang tak lama ini menduduki jabatan tersebut pun pernah mendapatkan isu buruk, seperti pada tahun 2012 tersebar isu dari mulut ke mulut bahwa “Jokowi Tidak Tahu Berwudhu.” Tetapi bagi sebagian umat Islam yang berfikir rasional dapat mengetahui bahwa seseorang yang pernah naik haji tentunya mengetahui jelas bagaimana cara berwudhu, begitu pula Jokowi.
Selain itu, tersebar isu saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta antara Fauzi Bowo atau yang kerap dikenal Foke dengan rivalnya Jokowi, saat itu bereda foto Foke mirip dengan Hitler, begitu juga Jokowi mirip Jenderal Sudirman. Dari Perbandingan ini tentunya pendukung Jokowi ingin mengarahkan persepsi masyarakat bahwa Jokowi sehebat Jenderal Sudirman dan Foke memiliki sistem memerintah layaknya Hitler, yang memiliki sistem otoriter.
Pada dasarnya hal ini tidak memiliki dampak buruk yang besar bagi masyarakat, namun dengan hal ini dapat menjadikan masyarakat tidak lagi memiliki orientasi dalam memilih pemimpin Negara mereka yang dikarenakan oleh isu buruk yang disebarkan oleh mereka para calon kandidat.
Tindakan kampanye yang secara sengaja dilakukan untuk menjatuhkan lawannya dengan menyebar luaskan isu buruk telah memiliki kaitan erat dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pasal 28 Undang-Undang No. 11 tahun 2008 sebagaimana menyatakan bahwa : “setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak untuk menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, ras, agama, dan antar golongan (SARA).”

Selain itu, dalam Pasal 270 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memberikan ancaman pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 24 bulan, dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000 dan paling banyak Rp. 24.000.000.
Dengan demikian, bagi masyarakat jangan mudah terpengaruh dengan adanya Black Campaign melalui penyebaran isu buruk para kandidat yang dasarnya disebarkan oleh lawannya juga, pandai lah memilih dengan hasil penilaian tersendiri dan tidak mudah menerima isu buruk dari masing-masing calonnya.


Penulis : Ananda Ratu Ayu Kemuning

MediaPublica.co - @mpdotco

Selasa, 20 Mei 2014

Peran Media Massa dalam Proses Pembangunan Bangsa

Media massa merupakan suatu penemuan teknologi yang luar biasa, yang memungkinkan orang untuk mengadakan komunikasi bukan saja dengan komunikan yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi juga dengan generasi yang akan datang. Dengan demikian maka media massa dapat mengatasi hambatan berupa pembatasan yang  diadakan  oleh waktu, tempat dan kondisi geografis. Penggunaan media massa karenanya memungkinkan komunikasi dengan jumlah orang yang lebih banyak.

Media massa terdiri dari berbagai bentuk yang memiliki peranan sangat penting dalam proses pembangunan sebuah Negara. Tanpa adanya media masyarakat di suatu negara akan buta mengenai informasi yang sedang dan akan terjadi baik di suatu negara maupun di Negara lain. Setiap hari kita membaca Koran, majalah, menonton TV, hingga membaca berita melalui gadget yang kita miliki secara online. Media cetak dan media elektronik tersebut memiliki perananyang sangat penting untuk memberikan warna khas dalam kehidupan Negara tersebut.

Peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (Agent of Change), dimana media massa tersebut membantu memperkenalkan perubahan sosial di suatu bangsa dan Negara. Dalam hal ini media massa dapat di manfaatan untuk merangsang proses pengambilan keputusan, memperkenalkan usaha modernisasi dan membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat yang modern serta menyampaikan pada masyarakat program-program pembangunan nasional.

Proses terjadinya perubahan dapat berjalan lambat atau cepat seperti yang ditujukan oleh sejarah . kontak antar budaya yang berbeda menimbulkan perubahan-perubahan pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan secara berangsur-angsur. Perubahan dapat pula terjadi dengan cepat manakala bangsa penakluk memaksakan pola budaya mereka pada bangsa yang dikalahkan.
Jenis perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar bangsa-bangsa adalah perubahan yang lebih cepat daripada perubahan sejarah, lebih lunak dari proses yang dilakukan secara paksaan. Pembangunan diharapkan terlaksana secara sukarela dan setiap individu dapat mengambil bagian di dalamnya dan informasi mengenai pembangunan di terima secara merata. Sikap paksaan dalam pembangunan diganti oleh sikap membujuk dan memberikan kesempatan partisipasi pada setiap anggota masyarakat di samping itu arus informasi ditingkatkan. 3 dimensi efek komunikasi massa yaitu :
a.       Kognitif meliputi kesadaran belajar dan tambahan pengetahuan
b.      Afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan attitude (sikap)
c.       Konotatif berhubungan dengan perilaku dan  niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu

Menurut Amri Jahi (1988), meskipun dimensi-dimensi efek di dalam berhubungan sau sama lain ketiganya juga mendapatkan satu sama lain mereka terjadi dalam berbagai sekuen dan prubahan dalam satu dimensi tidak perlu diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnyasebagai bentuk meningkatnya pengetahuan tentang suatu isu tidak selalu diikuti oleh perubahan.


Pada dasarnya mekanisme suatu perubahan sifatnya sederhana. Pertama penduduk harus disadarkan akan arti penting suatu perubahan yang tak mungkin terwujud dengan mengandalkan kebiasaan-kebiasaan dan sikap sekarang. Kedua, perubahan itu harus ditunjang oleh sikap-sikap yang dekat sekali dengan usaha pemenuhan kebutuhan. Setiap bangsa yang ingin meningkatkan proses pembangunan harus menyadarkan seluruh masyarakatnya  akan arti penting pmbangunan dan member kesemptan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka di alam pembangunan. Selain itu, memberikan fasilitas pada proses pengambilan keputusan serta membantu masyarakat mengenal kebiasaan-kebiasaan baru secara lancar sehingga mereka cepat merasakan hasilnya.

Sabtu, 12 April 2014

Pengaruh Globalisasi Bagi Kebudayaan

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Menurut asal kata "Globalisasi" diambil dari kata Global artinya universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. oleh karena itu, globalisasi tidak dapat dihindari.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat yang berupa rasa nasionalisme rakyat yang besar.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh-pengaruh diatas memamg tidak secara langsung berpengaruh pada nasionalisme tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa berkurang atau hilang. dengan rasa ingin mengikuti pola negara lain maka akan menghasilkan dilematis bagi masyarakatnya yang apabila tidak dapat dipenuhi akan bersifat anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengaruh dan Antisipasi Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. contoh kecilnya ialah cara berpakaian mereka yang kini cenderung mengikuti budaya barat seperti berbaju minim yang sudah lupa dengan adat negaranya sendiri. dengan kemajuan teknologi masa kini pun dapat merubah perilaku remaja masa kini yang sudah tercandu dengan teknologi seperti  handphone dan lainnya yang dapat mengakses apa saja tanpa batas dan kapan saja dapat digunakan, tentu hal ini sangat berpengaruh pula pada perilaku remaja yang tidak mengenal sopan santun, cuek, dan terkesan tidak peduli dengan lingkungan mereka. tentu hal-hal tersebut berpengaruh pada moral anak bangsa yang semakin rusak yang nantinya akan melupakan jati diri bangsa sendiri.
Dengan adanya ancaman dan pengaruh yang sangat buruk bagi anak bangsa maka hal tersebut perlu adanya antisipasi agar dapat menghilangkan pengaruh buruk tersebut seperti menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. Selain itu, menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya, mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya, dan selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Tetapi perlu diingat kembali arus globalisasi yang dapat memberikan pengaruh positif dan negatif ini tentu tidak dapat dihindari namun kita sebagai generasi muda dan anak bangsa haruslah pintar dalam menyaring segala sesuatu yang masuk agar kebudayaan kita tidak akan luntur dan berpegang pada ideologi negara sendiri.