Rabu, 12 Maret 2014

Komunikasi Sosial Pembangunan

Komunikasi pembangunan adalah proses penyampaian materi dalam rangka meningkatkan sesuatu agar menjadi lebih baik. Secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang (komunikator) kepada pihak lain (komunikan). Sedangkan, pembangunan adalah perubahan, perbaikan yang menuju kea rah yang lebih baik.

Proses komunikasi pembangunan diawali oleh komunikator yaitu menuyusun materi/pemakarsa sehingga menghasilkan ide atau gagasan  tentang pembangunan dan komunikator menyalurkan ide tersebut  ke komunikan. Pengertian komunikasi pembangunan dibagi menjadi dua yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara khusus.

Secara luas, Komunikasi pembangunan adalah peran dan fungsi komunikasi (sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama masyarakat dan pemerintahan, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap pembangunan.


Secara khusus, Komunikasi pembangunan adalah segala upaya dan cara, secara teknik penyampaian pesan/gagasan dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut beertujuan agar masyarakat memahami, menerima, dan ikut melaksanakan gagasan tersebut.

Berikut pengertian Pembangunan menurut para ahli :
Rogers dan Shoemaker (1971), mendefinisikan pembangunan sebagai suatu jenis perubahan sosial, dimana ide-ide baru diperkenalkan pada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan per kapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial.

Inayatullah (1976), mendefinisikan pembangunan sebagai perubahan menuju pola-pola masyarakat yang ebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

Dissaynake (1984), mendefinisikan pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan cultural tempat mereka berada dan berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka sendiri.

Teori-Teori dalam Komunikasi Sosial Pembangunan
1.       Teori Disonansi Kognitif
Teori Disonansi Kognitif karya Leon Fesringer adalah salah satu teori yang paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Teori Fesringer tentang disonasi kognitif dimulai dengan gagasan bahwa pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif, seperti :
·         Sikap
·         Persepsi
·         Pengetahuan
·         Perilaku
Elemen elemen tersebut tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan satu sama lain dalam sebuah sistem serta setiap elemn dari sistem tersebut akan memiliki satu dari tiga macam hubungan dengan setiap elemen dari setiap elemen lainnya. Jenis hubungannya ada 3, yaitu :
·        Kosong atau Tidak Berhubungan : tidak ada elemen yang benar-benar mempengaruhi elemen lain.
·        Cocok atau Sesuai : dengan salah satu elemen yang menguatkan atau mendukung elemen lain
·        Tidak Cocok atau Disonansi : ketidaksesuaian terjadi ketika salah satu elemen tidak dapat diharapkan untuk mengikuti yang lain.

Ada dua dasar pemikiran yang menolak Teori Disonansi, yaitu :
·         Pemikiran Pertama adalah bahwa Disonansi menghasilkan keterangan atau tekanan yang menciptakan  keharusan untuk berubah.
·         Dasar Pemikiran Kedua adalah secara alami mengikuti dasar pemikiran yang pertama. Ketika Disonansi hadir, individu bukan hanya akan mencoba untuk menguranginya, tetapi juga akan menghindari situasi-situasi adanya Disonansi lain yang mungkin akan dihasilkan, dengan kata lain, semakin besar Disonansinya semakin besar pula kebutuhan untuk menguranginya.

Dan dari beberapa Disonansi yang di alami sebagai hasil sebuah keputusan bergantung pada empat variabel. Variabel Pertama adalah kepentingan keputusan. Keputusan tertentu seperti tidak sarapan mungkin tidak penting dan menghasilkan sedikit disonansi, sedangkan membeli sebuah mobil dapat memberikan masalah disonansi masalah yang besar. Variabel yang kedua adalah ketertarikan pada alternatif yang dipilih. Hal lain dalam keadaan yang sama, semakin kurang menarik alternatif yang dipilih, semakin besar disonansinya. Varibel yang ketiga adalah semakin besar ketertarikan yang dirasakan dari alternatif yang tidak di pilih, semakin besar disonansi yang akan dirasakan. Variabel yang terakhir adalah terjadi keterpaksaan atau di perintahkan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan nilai - nilai yang di inginkan. Situasi ini bisa terjadi ketika ada penghargaan untuk kepatuhan atau hukuman.

"apa hubungan Teori Disonansi Kognitif dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ?" 

Teori Disonansi sangat berpengaruh terhadap progres maju dan kemundurannya sebuah pembangunan sosial, karena pada Teori Disonansi Kognitif yang di paparkan oleh Leon Festinger, menjelaskan tentang ketidaksesuaian pada setiap pemikiran dan pengambilan keputusan yang di miliki oleh setiap individu yang bedasarkan Sikap, Persepsi, Pengetahuan dan Perilaku. Dan apabila pada setiap elemen itu tidak diikuti dengan suatu keseimbangan positif yang mengarah pada suatu pembangunan dan kemajuan, maka akan terjadi suatu keterpurukan yang akan menyebabkan individu tersebut mengalami kesesatan hingga kegagalan. Dan dari kegagalan salah satu individu itu, maka akan berpengaruh terhadap setiap individu lainnya dalam menjalani kehidupan. Contohnya timbul Kriminalitas, Kebohongan, Penipuan DLL.

Contoh Kasus Disonansi Kognitif
Seorang remaja mengetahui bahwa banyak memakan daging akan menyebabkan kegemukan, maka remaja tersebut tidak memakan daging. Maka remaja tersebut Disonansi Kognitif terhadap daging. Akan tetapi sebagian orang menganggap daging adalah sumber protein yang berharga dan remaja tersebut pun akhirnya mengubah persepsinya akibat dari pengaruh statement orang orang tersebut.

2.        Teori Analisis Proses Interaksi
Analisis Proses Interaksi yang dikemukakan Robert Bales merupakan yang klasik pada bidangnya. Bales menciptakan sebuah teori terpadu yang di kembangkan dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan menjelaskan jenis pesan yang manusia tukar dalam suatu kelompok. Dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan dengan (1) menjadi ramah (2) mendramatisi atau (3) menyetujui. Sebaliknya, mereka juga dapat menunjukan sikap negatif atau sikap campur aduk dengan (1) penolakan (2) memperlihatkan ketegangan atau (3) menjadi tidak ramah. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap individu dapat (1) menanyakan informasi (2) menanyakan opini (3) meminta saran (4) memberi saran (5) memberi opini (6) memberi informasi.

Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki seperti yang Bales sebut "Permasalahan dalam komunikasi" ; jika mereka tidak berbagi opini, mereka akan mengalami "Permasalahan dalam evaluasi" ; jika mereka tidak meminta atau memberi saran, kelompok akan menderita "Permasalahan dalam kendali" ; jika kelompok tidak dapat mencapai kesepakatan, anggota akan memiliki "Permasalahan dalam keputusan" ; dan jika ada dramatisi yang tidak mencukupi, maka akan menjadi "Permasalahan ketegangan" ; akhirnya jika kelompok tidak ramah, maka akan memiliki "Permasalahan dalam reintegrasi" , seperti yang dimaksud oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu membangun kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok.

"apa hubungan Teori Analisis Proses Interaksi dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ?"

Sangat jelas yang di kemukakan oleh Robert Bales bahwa Teori Analisis Proses Interaksi merupakan salah satu teori yang mempengaruhi maju atau mundurnya proses pembangunan sosial. Mengapa? karena pada teori tersebut individu satu dengan yang lainnya harus mempunyai keseimbangan, keselarasan hingga toleransi dalam melakukan suatu hal hingga tercapainya suatu tujuan bersama yang telah di sepakati oleh lingkungan kelompok tersebut. Namun apabila tidak terdapat keseimbangan, keselarasan dan toleransi itu, maka arus komunikasi yang terjadi pada ruang lingkup kelompok tersebut akan rusak, dan pastinya akan terjadi suatu konflik yang akan merusak relasi dari individu satu hingga individu lainnya. Dan hal itu semua akan berpengaruh pada proses kemajuan pembangunan sosial, seperti yang terjadi pada bangsa kita, bangsa Indonesia ini.

Contoh Kasus Teori Analisis Proses Interaksi
Ada seseorang mahasiswa yang membentuk suatu kelompok untuk tugas kuliah pada kelasnya. Pekerjaan tim ini adalah memutuskan, melaksanakan, dan membuat laporan proyek tersebut. Jika satu anggota kelompok tetap menyimpan informasi dari yang lannya, mereka tidak dapat berkomunikasi dengan sangat baik dan akan memiliki gagasan kecil dari apa yang di lakukan oleh setiap orangnya. Jika mereka tidak berbagi opini, mereka tidak akan dapat mengevaluasi semua ide secara mendalam, dan akan berakhir dengan sebuah pekerjaan yang kacau balau.

3.       Teori Difusi Inovasi
Model difusi inovasi akhir - akhir ini banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama pada negara kita ini yang sedang giat - giatnya membangun dan berkembang. Everet M.Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan - pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi di definisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama. 

Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan (newness) yang memberikan ciri khusus pada difusi yang menyangkut ketidakpastian (uncertainty). Derajat ketidakpastian seseorang akan dapat di kurangi dengan jalan memperoleh informasi. 

Umumnya aplikasi komunikasi massa yang utama berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini sangat relevan baik pada masyarakat sedang berkembang maupun masyarakat yang sudah maju. Kondisi perubahan sosial dan teknologi dalam masyarakat melahirkan kebutuhan yang dapat menggantikan metode lama dengan metode baru. Semua itu menyangkut komunikasi massa karena berada dalam situasi dimana perubahan potensial bermula dari riset ilmiah , dan kebijaksanaan umum  yang harus diterapkan oleh masyarakat.

"Apa hubungan Teori Difusi Inovasi dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ?"

Di lihat dari pengertiannya, penulis mengambil kesimpulan bahwa Difusi Inovasi adalah suatu langkah dan cara yang dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok masyarakat, untuk menciptakan hal - hal baru yang dapat diterapkan dengan baik dan berguna bagi orang banyak, atau mengubah sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru yang lebih baik dan berguna untuk orang banyak. Hal tersebut bisa berupa benda, kegiatan ataupun sistem sosial. Berkat majunya teknologi, seorang inovator (orang yang melakukan inovasi) dapat mengetahui serta mendapatkan informasi yang lebih luas dari berbagai media dan dapat lebih mengembangkan cara pandang dan pola pikir dari informasi yang di dapat dari berbagai media tersebut. Maka teori ini mampu mendorong masyarakat untuk berpikir maju dan dapat beradaptasi dari pesatnya era globalisasi ini. Dan dengan mempunyai pola pikir yang demikian, maka suatu negara akan mempunyai banyak inovator atau penemu - penemu baru yang dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan suatu bangsa tersebut.

Contoh Kasus Difusi inovasi
Seperti yang kita ketahui bahwa negara yang paling maju di dunia adalah Jepang. Seluruh teknologinya bisa di bilang mutakhir. Itu semua karena masyarakat Jepang mempunyai pola pikir yang maju dan berkembang. Akhirnya dampak dari pola pikir tersebut mempengaruhi proses pembangunan sosial di suatu negara tersebut. Maka lahirnya Jepang yang kita kenal saat ini.

4.        Teori Pertukaran Sosial
Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory-SET) didasarkan pada menghitung perbandingan pengorbanan dan penghargaan yang didapatkan. Pengorbanan (cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang sedangkan penghargaan  reward adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif .Sudut pandang pertukaran sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterima ( Morge & Contractor, 2003)
Nilai = Penghargaan – Pengorbanan
Teori Pertukaran Sosial menyatakan  bahwa dorongan utama dalam hubungan interpersonal adalah kepuasan dari kepentingan pribadi dua orang yang terlibat. Kepentingan pribadi tidak selalu dianggap buruk dan dapat digunakan untuk meningkatkan suatu hubungan. Pertukaran sosial ini mirip dengan pertukaran ekonomis dimana seseorang merasa puas ketika mereka menerima kembalian yang sesuai untuk pengeluaran mereka.

Contoh Kasus Teori Perubahan Sosial

Ayu dan Robby adalah sepasang kekasih dengan latar belakang budaya yang berbeda. Robby lahir dan besar dari keluarga keturunan Cina sementara Ayu adalah seorang keturunan Jawa. Dalam hubungan mereka terjadi pertukaran sosial antar budaya. Ayu yang pada awalnya mendiskriminasi ras Cina jadi sedikit berkurang sentimennya kepada ras Cina.