Komunikasi pembangunan adalah proses penyampaian
materi dalam rangka meningkatkan sesuatu agar menjadi lebih baik. Secara umum
komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang (komunikator) kepada
pihak lain (komunikan). Sedangkan, pembangunan adalah perubahan, perbaikan yang
menuju kea rah yang lebih baik.
Proses komunikasi pembangunan diawali oleh komunikator
yaitu menuyusun materi/pemakarsa sehingga menghasilkan ide atau gagasan
tentang pembangunan dan komunikator menyalurkan ide tersebut ke
komunikan. Pengertian komunikasi pembangunan dibagi menjadi dua yaitu
pengertian secara luas dan pengertian secara khusus.
Secara luas, Komunikasi pembangunan adalah peran dan
fungsi komunikasi (sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik)
diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama masyarakat
dan pemerintahan, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
terhadap pembangunan.
Secara khusus, Komunikasi pembangunan adalah segala
upaya dan cara, secara teknik penyampaian pesan/gagasan dan
keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut beertujuan
agar masyarakat memahami, menerima, dan ikut melaksanakan gagasan tersebut.
Berikut pengertian Pembangunan menurut para ahli :
Rogers dan Shoemaker (1971), mendefinisikan
pembangunan sebagai suatu jenis perubahan sosial, dimana ide-ide baru diperkenalkan
pada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan per kapita dan tingkat
kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan
organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat
sistem sosial.
Inayatullah (1976), mendefinisikan pembangunan
sebagai perubahan menuju pola-pola masyarakat yang ebih baik dengan nilai-nilai
kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih
besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.
Dissaynake (1984), mendefinisikan pembangunan
sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari
seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan cultural
tempat mereka berada dan berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota
masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka
sendiri.
Teori-Teori dalam Komunikasi Sosial Pembangunan
1.
Teori Disonansi Kognitif
Teori Disonansi
Kognitif karya Leon Fesringer adalah salah satu teori yang paling penting dalam
sejarah psikologi sosial. Teori Fesringer tentang disonasi kognitif dimulai
dengan gagasan bahwa pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif,
seperti :
·
Sikap
·
Persepsi
·
Pengetahuan
·
Perilaku
Elemen elemen tersebut
tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan satu sama lain dalam sebuah
sistem serta setiap elemn dari sistem tersebut akan memiliki satu dari tiga
macam hubungan dengan setiap elemen dari setiap elemen lainnya. Jenis
hubungannya ada 3, yaitu :
·
Kosong atau Tidak
Berhubungan : tidak ada elemen yang benar-benar mempengaruhi elemen lain.
·
Cocok atau Sesuai :
dengan salah satu elemen yang menguatkan atau mendukung elemen lain
·
Tidak Cocok atau
Disonansi : ketidaksesuaian terjadi ketika salah satu elemen tidak dapat
diharapkan untuk mengikuti yang lain.
Ada dua dasar
pemikiran yang menolak Teori Disonansi, yaitu :
·
Pemikiran Pertama
adalah bahwa Disonansi menghasilkan keterangan atau tekanan yang
menciptakan keharusan untuk berubah.
·
Dasar Pemikiran Kedua
adalah secara alami mengikuti dasar pemikiran yang pertama. Ketika Disonansi
hadir, individu bukan hanya akan mencoba untuk menguranginya, tetapi juga akan
menghindari situasi-situasi adanya Disonansi lain yang mungkin akan dihasilkan,
dengan kata lain, semakin besar Disonansinya semakin besar pula kebutuhan untuk
menguranginya.
Dan dari beberapa
Disonansi yang di alami sebagai hasil sebuah keputusan bergantung pada empat
variabel. Variabel Pertama adalah kepentingan keputusan. Keputusan tertentu
seperti tidak sarapan mungkin tidak penting dan menghasilkan sedikit disonansi,
sedangkan membeli sebuah mobil dapat memberikan masalah disonansi masalah yang
besar. Variabel yang kedua adalah ketertarikan pada alternatif yang dipilih.
Hal lain dalam keadaan yang sama, semakin kurang menarik alternatif yang
dipilih, semakin besar disonansinya. Varibel yang ketiga adalah semakin besar
ketertarikan yang dirasakan dari alternatif yang tidak di pilih, semakin besar
disonansi yang akan dirasakan. Variabel yang terakhir adalah terjadi
keterpaksaan atau di perintahkan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang
bertentangan dengan keyakinan nilai - nilai yang di inginkan. Situasi ini bisa
terjadi ketika ada penghargaan untuk kepatuhan atau hukuman.
"apa hubungan Teori Disonansi Kognitif dengan
Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ?"
Teori Disonansi sangat berpengaruh terhadap progres
maju dan kemundurannya sebuah pembangunan sosial, karena pada Teori Disonansi
Kognitif yang di paparkan oleh Leon Festinger, menjelaskan tentang
ketidaksesuaian pada setiap pemikiran dan pengambilan keputusan yang di miliki
oleh setiap individu yang
bedasarkan Sikap, Persepsi, Pengetahuan dan Perilaku. Dan
apabila pada setiap elemen itu tidak diikuti dengan suatu keseimbangan positif
yang mengarah pada suatu pembangunan dan kemajuan, maka akan terjadi suatu
keterpurukan yang akan menyebabkan individu tersebut mengalami kesesatan hingga
kegagalan. Dan dari kegagalan salah satu individu itu, maka akan berpengaruh
terhadap setiap individu lainnya dalam menjalani kehidupan. Contohnya timbul
Kriminalitas, Kebohongan, Penipuan DLL.
Contoh Kasus Disonansi Kognitif
Seorang remaja mengetahui bahwa banyak memakan
daging akan menyebabkan kegemukan, maka remaja tersebut tidak memakan daging.
Maka remaja tersebut Disonansi Kognitif terhadap daging. Akan tetapi sebagian
orang menganggap daging adalah sumber protein yang berharga dan remaja tersebut
pun akhirnya mengubah persepsinya akibat dari pengaruh statement orang orang
tersebut.
2.
Teori Analisis
Proses Interaksi
Analisis Proses
Interaksi yang dikemukakan Robert Bales merupakan yang klasik pada bidangnya.
Bales menciptakan sebuah teori terpadu yang di kembangkan dengan baik dari
komunikasi kelompok kecil yang bertujuan menjelaskan jenis pesan yang manusia
tukar dalam suatu kelompok. Dalam kelompok, setiap individu dapat
memperlihatkan sikap positif atau gabungan dengan (1) menjadi ramah (2)
mendramatisi atau (3) menyetujui. Sebaliknya, mereka juga dapat menunjukan
sikap negatif atau sikap campur aduk dengan (1) penolakan (2) memperlihatkan
ketegangan atau (3) menjadi tidak ramah. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap individu dapat (1) menanyakan informasi (2) menanyakan opini (3) meminta
saran (4) memberi saran (5) memberi opini (6) memberi informasi.
Jika manusia tidak
berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki seperti yang Bales sebut
"Permasalahan dalam komunikasi" ; jika mereka tidak berbagi opini,
mereka akan mengalami "Permasalahan dalam evaluasi" ; jika mereka
tidak meminta atau memberi saran, kelompok akan menderita "Permasalahan
dalam kendali" ; jika kelompok tidak dapat mencapai kesepakatan, anggota
akan memiliki "Permasalahan dalam keputusan" ; dan jika ada dramatisi
yang tidak mencukupi, maka akan menjadi "Permasalahan ketegangan" ;
akhirnya jika kelompok tidak ramah, maka akan memiliki "Permasalahan dalam
reintegrasi" , seperti yang dimaksud oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu
membangun kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok.
"apa hubungan Teori Analisis Proses Interaksi
dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ?"
Sangat jelas yang di kemukakan oleh Robert Bales
bahwa Teori Analisis Proses Interaksi merupakan salah satu teori yang
mempengaruhi maju atau mundurnya proses pembangunan sosial. Mengapa? karena
pada teori tersebut individu satu dengan yang lainnya harus mempunyai
keseimbangan, keselarasan hingga toleransi dalam melakukan suatu hal hingga
tercapainya suatu tujuan bersama yang telah di sepakati oleh lingkungan
kelompok tersebut. Namun apabila tidak terdapat keseimbangan, keselarasan dan toleransi
itu, maka arus komunikasi yang terjadi pada ruang lingkup kelompok tersebut
akan rusak, dan pastinya akan terjadi suatu konflik yang akan merusak relasi
dari individu satu hingga individu lainnya. Dan hal itu semua akan berpengaruh
pada proses kemajuan pembangunan sosial, seperti yang terjadi pada bangsa kita,
bangsa Indonesia ini.
Contoh Kasus Teori Analisis Proses Interaksi
Ada seseorang mahasiswa yang membentuk suatu
kelompok untuk tugas kuliah pada kelasnya. Pekerjaan tim ini adalah memutuskan,
melaksanakan, dan membuat laporan proyek tersebut. Jika satu anggota kelompok
tetap menyimpan informasi dari yang lannya, mereka tidak dapat berkomunikasi
dengan sangat baik dan akan memiliki gagasan kecil dari apa yang di lakukan
oleh setiap orangnya. Jika mereka tidak berbagi opini, mereka tidak akan dapat
mengevaluasi semua ide secara mendalam, dan akan berakhir dengan sebuah
pekerjaan yang kacau balau.
3.
Teori Difusi Inovasi
Model difusi inovasi
akhir - akhir ini banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi
pembangunan, terutama pada negara kita ini yang sedang giat - giatnya membangun
dan berkembang. Everet M.Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana
suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu
tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis
khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan - pesan sebagai ide
baru. Sedangkan komunikasi di definisikan sebagai proses di mana para pelakunya
menciptakan informasi dan saling bertukar informasi tersebut untuk mencapai
pengertian bersama.
Di dalam pesan itu
terdapat ketermasaan (newness) yang memberikan ciri khusus pada difusi yang
menyangkut ketidakpastian (uncertainty). Derajat ketidakpastian seseorang akan
dapat di kurangi dengan jalan memperoleh informasi.
Umumnya aplikasi
komunikasi massa yang utama berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini
sangat relevan baik pada masyarakat sedang berkembang maupun masyarakat yang
sudah maju. Kondisi perubahan sosial dan teknologi dalam masyarakat melahirkan
kebutuhan yang dapat menggantikan metode lama dengan metode baru. Semua itu
menyangkut komunikasi massa karena berada dalam situasi dimana perubahan
potensial bermula dari riset ilmiah , dan kebijaksanaan umum yang harus
diterapkan oleh masyarakat.
"Apa hubungan Teori Difusi Inovasi dengan
Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ?"
Di lihat dari pengertiannya, penulis mengambil
kesimpulan bahwa Difusi Inovasi adalah suatu langkah dan cara yang dilakukan
oleh seorang individu atau sekelompok masyarakat, untuk menciptakan hal - hal
baru yang dapat diterapkan dengan baik dan berguna bagi orang banyak, atau
mengubah sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru yang lebih baik dan
berguna untuk orang banyak. Hal tersebut bisa berupa benda, kegiatan ataupun
sistem sosial. Berkat majunya teknologi, seorang inovator (orang yang melakukan
inovasi) dapat mengetahui serta mendapatkan informasi yang lebih luas dari
berbagai media dan dapat lebih mengembangkan cara pandang dan pola pikir dari
informasi yang di dapat dari berbagai media tersebut. Maka teori ini mampu
mendorong masyarakat untuk berpikir maju dan dapat beradaptasi dari pesatnya
era globalisasi ini. Dan dengan mempunyai pola pikir yang demikian, maka suatu
negara akan mempunyai banyak inovator atau penemu - penemu baru yang dapat
memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan suatu bangsa tersebut.
Contoh Kasus Difusi inovasi
Seperti yang kita ketahui bahwa negara yang paling
maju di dunia adalah Jepang. Seluruh teknologinya bisa di bilang mutakhir. Itu
semua karena masyarakat Jepang mempunyai pola pikir yang maju dan berkembang.
Akhirnya dampak dari pola pikir tersebut mempengaruhi proses pembangunan sosial
di suatu negara tersebut. Maka lahirnya Jepang yang kita kenal saat ini.
4.
Teori Pertukaran Sosial
Teori
Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory-SET) didasarkan pada menghitung
perbandingan pengorbanan dan penghargaan yang didapatkan. Pengorbanan (cost)
adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang
sedangkan penghargaan reward adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan
yang memiliki nilai positif .Sudut pandang pertukaran sosial berpendapat bahwa
orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan
pengorbanannya dari penghargaan yang diterima ( Morge & Contractor, 2003)
Nilai = Penghargaan
– Pengorbanan
Teori Pertukaran
Sosial menyatakan bahwa dorongan utama dalam hubungan interpersonal
adalah kepuasan dari kepentingan pribadi dua orang yang terlibat. Kepentingan
pribadi tidak selalu dianggap buruk dan dapat digunakan untuk meningkatkan
suatu hubungan. Pertukaran sosial ini mirip dengan pertukaran ekonomis dimana
seseorang merasa puas ketika mereka menerima kembalian yang sesuai untuk
pengeluaran mereka.
Contoh Kasus Teori Perubahan Sosial
Ayu dan Robby adalah sepasang kekasih dengan latar
belakang budaya yang berbeda. Robby lahir dan besar dari keluarga keturunan
Cina sementara Ayu adalah seorang keturunan Jawa. Dalam hubungan mereka terjadi
pertukaran sosial antar budaya. Ayu yang pada awalnya mendiskriminasi ras Cina
jadi sedikit berkurang sentimennya kepada ras Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar